Mulut ini bisa berucap kata.
Namun tak semua rasa dia mampu berucap.
Ketika hatimu terasa sakit.
Apakah bibirmu mampu tuk sampaikan kata.
Disini disaat semua manusia tertawa.
Dalam kesenduhan dan kesunyian yang dalam.
Menetes hujan yang tanpa sadar kan basahi hati.
Perih terasa saat lukamu tertes air mata dalam hujan.
Mungkin kamu mampu untuk menyimpan rasa.
Berdiam dalam gelisa yang kurasa.
Meski ku tau kau mengerti tentang cinta.
Namun di mataku kau seolah menutup mata.
Kata cinta hanya cerita.
Kata sayang semua hanya semunya bayang.
Semua cerita indah kini hanyalah bayang semu.
Dan kini hati telah kau lukai lagi.
Cinta yang Kau Dustai
Sakit yang ku rasa
Hanya malam yang mengerti tentang rasa
Hanya malam yang ku tau penenang jiwa
Dimana aku bisa bereriak ungkapkan kecewa
Kecuali malam yang gelap tempatku simpan rahasia
Hangat mentari yang bersinar tak menghangatkanku
Seolah enggan meringankan bebanku
Jika tulang ini tak menyentuh dagingku
Mungkinkah sesakit ini yang kurasa
Sakit yang ku rasa bukan karna luka
Tapi karna cinta yang ku cari entah kemana
Kemana cinta yang ku dapat tak dapatkan bahagia
Jika diri tak mengerti dimana orang yang di cinta
Ku menangis bukan karna lemah
Ku menangis karna kau begitu indah
Namun tak pernah dapat ku miliki
Mengagumimu pun aku tak pantas
Sungguh hatiku tak rela
Meski kubiarkan sungai kering tanpa air
Meski cinta yang ku damba telah sirna
Namun doaku agar kau tetap bahagia
Angan Kepedihan
Keindahan langit terkadang membutakanku
Dimana pandangan terasa dekat denganmu
Hingga ka ku sentuh kau dengan jemariku
Namun yang kurasa hanyalah angan kepedihan
Keindahanmu yang melalaikanku
Tentang berapa pantas diriku untukmu
Kemegahanmu yang menerbangkan anganku
Tentang dirimu yang terlalu jauh untuk ku raih
Dalam tiap hubungan kan kualiri rasa
Rasa yang ku harap kan tetap indah
Meski diakhir waktu kau telah berubah
Namun biarlah cinta tetap ada dalam dada
Sakt terasa sakit
Ketika gelap malam menemani kesendirianku
Tak ada dirimu yang mengerti aku
Hanya kenangan indah paras wajahmu yang temaniku
Angin alam menusuk tiap persendian tulangku
seolah menyesakkan dada yang berusaha bertahan
Hingga kan teringat bayangan indah dirimu
Dirimu yang kini telah menjauh bersama angin yang mulai pergi
Didalam hati kecil ku kan bertanya
Adakah kerinduannya untukku
Di dalam hati kecil ku kan mengadu
Betapa hatiku kan merindukan dirinya
Namun dia tak pernah mengerti itu
MAYANG
Mayang
Mamaku sayang.
Di mana hatiku merindu saat kau tinggal pulang.
Betapa hati menahan pilu karna luka kau tinggal.
Tak terasa waktu berlalu.
Telah lama engkau telah temaniku.
Namun tak pernah ku sadar oleh sentuhanmu.
Kelembutanmu yang terkadang menyimpan sesalku.
Ku sesali hati tak pernah mengerti.
Betapa banyak air mata yang telah menjadi bukti.
Bukti akan kebesaran kasih sayang dan ketulusan hati.
Namun ku seolah menutup rasaku akan suara hati.
Betapa penyesalan telah menyiksa batinku.
Di saat sesal telah usang karna masa yang sia-sia.
Hingga tak ada sempat untukku membalas jasamu.
Hingga hanya air mata yang mengiringi sesal dalam hidupku.
Mayang.
Mamaku sayang.
Betapa hatiku tersakiti menahan riduku akan dirimu.
Namun rinduku hanyalah sesal yang tak kan berhujung.
HAYSDHA
Hatiku Merisau
Sore hari telah berubah malam.
Hatiku terlalu tua untuk menjalani hidup.
Hingga yang ku harap luang kan menjemput.
Di saat gunda dalam hatiku.
Meski terkadang rasa telah membunugku.
Dan cinta telah membunuh hatiku.
Namun yang ku tau ini adalah hidup terberatku.
Di saat hati mulai ragu.
Hingga tak pernah ku rasakan sedikit rasa cinta.
Yang ku rasa hanya derita yang tak berujung.
Jika hidup kan menjadi pilihanku.
Mimpi Teribdah
Di ujung senja ku lihat mega merah.