Keindahan langit terkadang membutakanku
Dimana pandangan terasa dekat denganmu
Hingga ka ku sentuh kau dengan jemariku
Namun yang kurasa hanyalah angan kepedihan
Keindahanmu yang melalaikanku
Tentang berapa pantas diriku untukmu
Kemegahanmu yang menerbangkan anganku
Tentang dirimu yang terlalu jauh untuk ku raih
Dalam tiap hubungan kan kualiri rasa
Rasa yang ku harap kan tetap indah
Meski diakhir waktu kau telah berubah
Namun biarlah cinta tetap ada dalam dada
Sakt terasa sakit
Ketika gelap malam menemani kesendirianku
Tak ada dirimu yang mengerti aku
Hanya kenangan indah paras wajahmu yang temaniku
Angin alam menusuk tiap persendian tulangku
seolah menyesakkan dada yang berusaha bertahan
Hingga kan teringat bayangan indah dirimu
Dirimu yang kini telah menjauh bersama angin yang mulai pergi
Didalam hati kecil ku kan bertanya
Adakah kerinduannya untukku
Di dalam hati kecil ku kan mengadu
Betapa hatiku kan merindukan dirinya
Namun dia tak pernah mengerti itu
Angan Kepedihan
MAYANG
Mayang
Mamaku sayang.
Di mana hatiku merindu saat kau tinggal pulang.
Betapa hati menahan pilu karna luka kau tinggal.
Tak terasa waktu berlalu.
Telah lama engkau telah temaniku.
Namun tak pernah ku sadar oleh sentuhanmu.
Kelembutanmu yang terkadang menyimpan sesalku.
Ku sesali hati tak pernah mengerti.
Betapa banyak air mata yang telah menjadi bukti.
Bukti akan kebesaran kasih sayang dan ketulusan hati.
Namun ku seolah menutup rasaku akan suara hati.
Betapa penyesalan telah menyiksa batinku.
Di saat sesal telah usang karna masa yang sia-sia.
Hingga tak ada sempat untukku membalas jasamu.
Hingga hanya air mata yang mengiringi sesal dalam hidupku.
Mayang.
Mamaku sayang.
Betapa hatiku tersakiti menahan riduku akan dirimu.
Namun rinduku hanyalah sesal yang tak kan berhujung.