Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Hatiku Merisau

Sore hari telah berubah malam.

Berganti warna menjadi gelap.
Entah mengapa waktu terlalu cepat.
Hingga ku tak mampu untuk menikmatinya.

Hatiku terlalu sepi untuk tetap hidup.
Hatiku terlalu rapuh untuk tetap bertahan dan hidup.
Hatiku terlalu tua untuk menjalani hidup.
Hingga yang ku harap luang kan menjemput.

Di saat gunda dalam hatiku.
Meski terkadang rasa telah membunugku.
Dan cinta telah membunuh hatiku.
Namun yang ku tau ini adalah hidup terberatku.

Di saat hati mulai ragu.
Hingga tak pernah ku rasakan sedikit rasa cinta.
Yang ku rasa hanya derita yang tak berujung.
Jika hidup kan menjadi pilihanku.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mimpi Teribdah

Di ujung senja ku lihat mega merah.

Menghias begitu indah di dalam dada.
Namun mega merah seolah lingsir berganti.
Menjadi gelap yang menyisa ketakutan dalam hati.

Ku sadar mega merah tak selamanya ada.
Dan ku sadar mega merah tak selamanya indah.
Begitupun tentangmu, yang ku sadar terlalu indah.
Di unjung hati yang selalu meyakini bahwa kau lah milikku.

Di hatiku terukir indah namamu.
Bertintahkan darah yang ku biarkan mengaliri hatiku.
Meski terkadang darah itu meninggalkan luka yang terbenam.
Namun ku sadar itu adalah indah cinta dalam hidupku.

Cintamu begitu indah untukku.
Hingga terkadang ku rasa tak mampu tuk memilikimu.
Tak mampu ku karna rasa takut menyakitimu.
Tak mampu ku yang ku rasa bukan terbaik untukmu.

Hati terkadang tersiksa oleh anganku.
Memikirkanmu adalah bukan milikku.
Mencintaimu adalah luka bagiku.
Namun memilikimu adalah mimpi hidupku.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

JUS (Jujurlah Sayang)

Hari yang indah di malam yang indah.
Entah harus ku bersyukur atau aku harus kufur.
Dengan segala hal yang masih ku ragukan.
Namun ku akan diam, hingga kamu akan sadar.

Tak pernah aku tau.
Samapi kapan ku kan percaya.
Tak pernah aku tau.
Sampai kapan ku bertahan.

Meski hatiku mencintaimu.
Namun akalku kadang meragukanmu.
Bagaimana mungkin ku satukan keduanya?.
Yang aku tau hatiku telah terluka.

Entah sampai kapan ku kan bertahan.
Namun yang ku tau.
Maafkanlah aku cinta.
Ku hanya manusia biasa.

Mungkin aku yang akan pergi.
Firasatku buruk dengan semua ini.
Biarkan aku pergi.
Yang ku harap tak kan lagi ku rasakn cinta.

Jujurlah sayang.
Hanya kau yang ku harap terakhir.
Jujurlah sayang.
Penghianatanmu kan menjadi akhir kisah cintaku.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Cinta Maafkanlah Aku

Andaikan saja aku mampu tuk ungkapkan cinta.
Mungkin hatimu tak kan mungkin terluka.
Di saat kan ku lihat langit.
Hatimu tak kan mungkin sakit.

Namun tak pernah ku tau isi hatimu.
Menafsirkan perihnya sakit di hatimu.
Namun aku tak pernah tau.

Tak pernah aku tau rasa di hatimu.
Namun tak mampu aku.
Menafsirkan hatiku untukmu.

Namun tak mampu ku tau isi hatimu.
Menafsirkan perihnya sakit hatimu.
Namun aku tak pernah tau.

Biarlah cukup aku.
yang tau isi hatiku.
tak mau engkau sakit.
Dan biarlah cukup hatiku.

Cinta ..
Maafkan lah diriku.
yang selalu aku menyakitimu.

Anadaikan saja aku mampu tuk ungkapkan cinta.
Mungkin dirimu tak kan mungkin terluka.
Tak kan mungkin terluka.

Song by MUFIR
"Cinta Maafkanlah Aku"

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tak Mampu

Cintaku yang dulu pernah
Hadir mengisi hatiku dulu pernah
Namun tak mampu ku tak mampu
Menjaga tali sucinya cintaku

Tak mampu ku memilihmu

Di hatiku untuk selamanya
Cintaku datang padaku
Temani aku di tiap relung hatiku

Tak mampu ku memilihmu

Dihatiku untuk selama lamanya

Cintaku yang dulu pernah pernah

Hadir menghiasi hatiku
Tak mampu, tak mampu aku
Memillikimu selamanya

Cintaku datang padaku

Temani aku di tiap relung hatiku

CIntaku yang dulu pernah

Hadir menghiasi hatiku
Namun tak mampu ku tak mampu
Menjaga tali sucinya cintaku

uowo...

Tak mampu aku 
Memilikimu
Dihatiku slamanya




Song By MUFIR

"Tak Mampu"

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kisahku Dalam Kehijauan

Langit biru seolah menyembunyikan kelabu 

Gelapnya jagad raya seolah tertutupi oleh langit bumi yang biru
Begitu juga hatiku yang tak menentu namun tertutupi oleh senyumanku
Disaat semua manusia hanya melihat ragaku

Ku duduk termangu di tepi sawah yang menghijau
Mencoba mengartikan setiap kata yang berlalu diotakku
Terselimut tanda tanya yang entah tak bisa ku tahu
Gundahku tentang wanita yang mengisi hatiku

Diujung sawah ku lihat kamu
Bertudung putih menebar pesona lesung pipmu
Senyummu yang indah seolah membisikkan kata cinta
Yang terangkai dalam syair-syair syahdu yang indah

Terkadang ku terbuai dalam setiap lantunan syair syahdu
Namun tak pernah bisa hatiku mampu untuk menggapaimu
Kesempurnaanmu menyilaukan mataku
Menutup pintu hatiku untuk cinta yang baru

Suara kicau burung seolah memangunkanku dri lamunan
Lamunanku yang terbang tinggi jauh ke awan
Disaat hatiku mulai terbangun 
Di pohon pisang punggungku kan kusandarkan

Mataku seolah tertuju pada sorot mata yang indah
Yang membawa anganku mulai ke dalam hati kecilku
Sedikit luka tlah tergores dalam hatiku
Tetesan darah seolah membanjiri ruang kecil dalam hatiku

Menahan sakit karena arti tutur katamu
Kuyakini diriku tak sama dengan yang lain
Namun apa daya diriku jika aku sama dimatamu
Kau ragukan aku dengan pemikiranmu

Lukaku seolah membawaku ke alam baruku
Disaat ku berlari tanpa tau arah yang ku tuju
Dan kau datang padaku menuntunku dalam cahaya 
Namun langkahmu terlalu cepat untuk ku kejar 

Disaat langkah kakiku mulai berat untuk melangkah
Mengejarmu dalam arah jalan cahaya
Namun kau seolah tak perdulikanku 
Kau tinggalkan aku dalam setiap luka yang kurasakan karenamu

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Aku Hidup Karena Aku Yakin

Terkadang apa yang kita anggap benar tak selamanya benar untuk orang lain
Sering kali rintangan membuat kita lemah tak berdaya dalam keputusasaan
Padahal rintangan terkadang membuat kita menjadi manusia yang tegar
Rasa sakit sering kali membuat kita menyerah padahal di balik rasa sakit ada masa yang indah

Tak perlu berfikir tentang apa yang mereka bilang 
Karena hatimu yang mengerti dirimu
Tak ada kata menyerah dalam perjuangan, tak ada kata tidak dalam setiap hal baru
Karena setiap keyakinan adalah 1000 jalan kebahagiaan dalam 1 impian hidup

Tetap bermimpi dan berusaha
Tetap menyayangi dan mencintai
Tetap berfikir meski otak telah mati
Karena itu semua akan membuatmu hidup lebih tinggi





Aku Hidup Karena Aku yakin

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Dosaku



Disaat hatiku mulai rapuh

Tak tau arah akan jalan yang ku tempuh

Melintasi tiap jera dalam hidupku

Meski terkadang jera menyiksa qalbu




Disaat hidup harus bertahan di atas dosa

Dosa yang kuharap tak terulang yang kedua

Namun hidupku harus tetap berjalan di jalannya

walau terkadang harus menetes air mata




Ku tau hanya Engkau Yang Maha Adil

Ku tau hanya Engkau Yang Maha Bijaksana

Yang kuyakini hanya kepada-Mu lah ku akan kembali

Disat kejenuhan dalam hidup hanya Kau Dzat Yang Maha Mengerti




Tuhnaku tuhan dalamhatiku

Allah Roobku

Roobku dalam qalbuku

Di setiap gundahku kan ku sebut namamu




Allah Allah Allah

Ampuni aku dalam khilafku

Ampuni aku dalam dosaku

hanya Engkau Tuhan Pengampunku




Allah...

Hukumlah raga ini jika dosa telah ku ulangi

Allah...

Siksalah jiwa ini jika hati tak henti menyakiti




Dalam tiap gundahku

Kau berikan anugrah-Mu

Dalam tiap sedihku

Kau ciptakan senyum untukku




Namun hati telah tersadar

Betapa diri tak pernah bersandar

Dan ketika keangkuhan telah menyakitimu

Disitulah aku, hambamu yang durhaka


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Saranghae

Rasa sakit ini sangatlah perih
Sungguh sakit sakit sakit kurasa
Kau buat hancur dan tak berharap

Kau bilang ku hanya sebatas teman
Tapi hati ini sungguh tak bisa
Menerima semua yang kau katakan
Rasa ini selalu ada di hati
Tak bisa ku untuk melupakanmu
Karena aku masih mencintaimu

Ku mohon kau jangan tinggalkan aku
Walau engkau tak bisa menerima
Diriku menjadi kekasih hatimu

Dirimu selalu selalu ada di hatiku
Tak bisa diriku diriku untuk melupakan

Aku tak bisa melupakanmu begitu saja
Begitu saja lupakan dirimu lupakan dirimu saranghae
Aku tak bisa emnjauh darimu
Begitu saja begitu saja lepaskan dirimu saranghae

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Rinduku dalam Siksa

Rasa ini amatlah perih

Saat dirimu pergi dan tak kembali
Mencoba untuk berserah diri
Disaat hati tak ingin kau pergi

Ku akui kulakukan salah
Ku akui ku telah buat kau luka
Tapi bagaimana mungkin ku bertahan di atas bara cinta
Bagaimana mungkin ku bertahan di saat cemburu dalam dada

Ku sadar ku tak ada hak untukku berkata
Ku sadar ku tak ada hak untuk kehendak
Namun ku harap ada pinta yang kau dengar dalam kata
Meski pinta tak terwujud karna tak sama

Ku ingin kau mengerti
Betapa hati telah mencintai
Betapa jiwa dalam hati yang mengerti
Bahwa cinta tak kan terulang lagi

Kini kan kubiarkan waktu yang berputar
Membiarkan tiap menit dalam tiap rindu yang menyerang
Meski terkadang rindu menyesakkan dalam dada
Namun kan kunikmati tiap rinduku dalam senandung yang menyiksaku



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Rasa Sakit Ini

Panas sinar mentari telah sinari bumi
Seiring rasa sakit yang berselimut perih
Seluruh tulang ini terasa nyeri
Disaat ketidak tahuan harus bertahan lagi

Panas mentari telah menusuk tiap jengkal tubuhku
Menyebarkan rasa nyeri dalam hidupku
Terkadang ku tak mampu bertahan dalam sakitku
Namun hidupku berusaha tegar untuk senyumanku

Rasa sakit ini berlahan membunuhku
Menyesakkan dadaku dalam sulitnya hembusan nafasku
Mencengkeram erat saraf terpenting kehidupanku
Hingga raga telah tertinggalkan nyawa

Jiwa yang bersemayam perlahan mulai pergi
Tinggalkan raga yang tersimpan rasa sakit itu lagi
Tiap hembusan nafas yang begitu dipaksakan
Membuat rasa yang kokoh terlihat seolah bertahan

Langit menyapa lirih sakit hati
Membasahi tubuh yang semakin basah karna air mata langit
Berharap kan turun karunia dalam tiap rintiknya
Namun rasa sakit tlah membunuh jiwa-jiwa suci dalam hatinya

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ayahku Perlahan Membunuhku

By : Mustika


Ayahku Perlahan Membunuhku ~Part 1

Aku mulai membuka mata, dan kulihat atap berwana putih. Ku coba menoleh ke samping. Ku dapati seorang wanita yang tertidur dengan pulasnya. Kutatap raut wajah yang terlihat sangat letih. Ku usap kepalanya dan tanpa kusadari ku tlah membangunkannya. “Kak Fahmi, kamu sudah sadar???? Alhamdulillah ya Allah” air mata yang bening itu jatuh bersamaan dengan raut bahagia yang terpancar di wajahnya… “iya Ris, kita lagi ada di rumah sakit ya???”. “iya kak, tadi kakak tiba-tiba pingsan saat kita bersihin gudang tadi”. “oh gitu ya Ris, maaf ya aku dah ngrepotin kamu”. Dia menutup mulutku dengan telunjuk jarinya “kakak, kakak nggak boleh ngomong gitu. Aku nggak pernah ngrasa direpotkan, dan mungkin aku akan sangat menyesal jika tak bisa menolong kakak” . Suasana berubah menjadi hening sesaat. Hingga akhirnya dia mulai bertanya padaku “kak, sebenarnya kakak kenapa sih??? Kenapa sampai bisa pingsan seperti itu?” aku hanya tersenyum dan berkata “ aq nggk papa kok dek. Kakak Cuma kecapean ja, dan tadi kakak lupa sarapan”. Tiba-tiba sebuah tamparan lembut mendarat kepipiku. Aku hanya tersenyum melihatnya. “makanya lain kali jangan lupa makan”…… “iya..iya...bawel” ku cubit kedua pipinya “jangan cemberut gitu, jelek tau”.” Ih kakak nybelin” dan dia pergi meninggalkanku.
Tak berapa lama kemudian terdengar seseorang membuka pintu. Krek…….. “Selamat siang Fahmi, bagaimana keadaanmu???” dokter mendekatiku “udah mendingan kok dok, sebenarnya saya sakit apa ya dok? Kok tiba-tiba nafasku terasa sesak kalau terkena debu???”…. “begini fahmi, sebenarnya penyakit kamu itu nggak ngebolehin kamu buat menghirup udara kotor apalagi asap rokok, karena itu akan semakin memperburuk keadaan kamu.”… dengan cueknya aku menjawab “oh begitu ya dok”. Dokter pun kaget dengan jawabanku ”kok fahmi nggak sedih sih?”. Aku membetulkan posisi dudukku  “Buat apa sih aku harus bersedih dok, nggak da gunanya juga kan??? Oh ya dok boleh aku minta tolong??? tolong jangan beritahukan kondisiku kepada siapapun ya dok??? Apa lagi ke wanita tadi”. Dokter memegang pundakku seraya berkata “tapi mereka harus tau, agar mereka juga bisa membantumu”. “bantu apa sih dok? Bukankah penyakitku ini sulit untuk disembuhkan?”. “Kamu tahu dari mana kalau penyakitmu ini sulit untuk disembuhkan?bukankah saya belum memberitahukan apa penyakitmu?”. “hehe ya feeling aja dok, lagian aku memang sering sakit sakitan sejak kepergian bunda dua tahun yang lalu. Penyakit jantung lah.. paru-paru lah apa lah… saya udah  capek dok. Dan saya ingin segera bertemu bunda.” Dokter menggelengkan kepala “tapi fahmi kamu tidak boleh menyerah seperti itu”. “Sudahlah dok, saat ini aku hanya ingin merasakan bahagia. Jadi saya mohon dok, jangan cerritakan penyakitku ini kepada keluargaku dan gadis itu”. Akhirnya dokter pun mengalah “baik lah kalau itu keputusanmu. Ingat usahakan terhindar dari debu atau udara yang kotor, apa lagi asap rokok, oke?”.  Aku mengangguk sebagai tanda aku mengerti penjelasan dokter.

Ayahku Perlahan Membunuhku ~Part 2

25 Februari 2013
Hari ini adalah hari ulang tahunku. Aku rasa tak ada yang special di hari ini. Karena keluargaku pun lupa akan hari ulang tahunku. Tapi ternyata aku salah. Ada seorang wanita cantik yang menemaniku. Dia itu sahabat baikku. Aku berjumpa dengannya di kampus seminggu yang lalu. Yah…. Mungkin aku baru mengenalnya tapi aku merasa nyaman saat bersamanya. Hari ini dia datang ke kelasku. Dan mengajakku pergi ke sebuah tempat. Em..tempat yang indah dan nyaman. Hembusan angin yang berlalu sungguh memberiku kesejukan, seperti gadis cantik ini yang memberikanku sebuah kenyaman dan kasih sayang. Walaupun dia hanya teman yang baru ku kenal. “kak Fahmi duduk sini deh, nyaman dan sejuk kak disini” Aku duduk disebelahnya seperti apa yang dia minta. “iya dek, enak banget disini. Oh ya kak, hari ini kakak ulang tahun ya??? Aduh maaf ya kak aku nggak punya kado apa-apa untuk kakak” dia menatapku dan akupun menatapnya sejenak, lalu memalingkan wajahku memandang lurus kedepan “iya Ris, nggak papa kok, aku nggak ingin apa-apa darimu, satu hal yang aku ingin. Aku ingin bahagia.” “bahagia kak” dia menatapku heran “emang kakak slama ini nggak bahagia???” tanyanya yang membuatku menatap wajah manisnya. “iya, bahagia. Aku belum pernah lagi merasakan bahagia sejak kepergian bunda.” Jadi ibu kakak sudah meninggal” tanyanya penasaran. “iya” satu kata yang cukup membuatnya bersedih. Kemudian aku menceritakan semua hal tentang keluargaku,  perasaanku dan tentang penyakitku. Dia hanya mampu diam dan meteskan air matanya. Mungkin dia kasihan padaku. “maaf ya, aku jadi curhat gini sama kamu”.”iya kak, nggak papa kok, aku senang bisa mendengar cerita tentang kakak. Yah mungkin belum semuanya sih kak. Tapi cukuplah untuk mengenal dan mengetahui siapa kakak.” Senyumannya kembali terukir. Dia memberikan sebuah buku berwarna coklat tua dengan design sampul yang sederhana dan klasik untukku “ ini kak buat kakak, aku harap kakak bersedia untuk menceritakan semua yang kakak alami di buku ini. Dan aku harap, kakak bisa merasa sedikit lega dengan menceritakan apa yang kakak rasakan di buku ini”. Ku terima buku pemberiaanya. “makasih. Tapi tadi katanya nggak punya kado buat aku. Trus ini apa?”. “hehehe sebenarnya ini bukan buat kakak, tapi buatku sendiri. Namun aku rasa kakak lebih membutuhkannya. Jadi buku itu buat kakak aja”. Tawa kecilnya membuatku ikut tertawa dan tersenyum karenanya. “dasar aneh” ku cubit pipi tembemnya. “ih kakak kebiasaan deh, ntar kalo pipiku tambah tembem gimana?”. Tak terasa sang senja pun akan segera menampakkan dirinya. Dan kami memutuskan untuk pergi dari taman belakang di kampu. Dan langsung pulang ke rumah.
Sesampainya dikamar aku langsung merebahkan tubuhku ke tempat tidurku. Menghilangkan sedikit rasa lelahku. Ku pejamkan mataku, dan aku tersenyum mengingat kejadian tadi. Ku  buka buku pemberiam Risa. Dan aku mulai menulis di buku itu. Hal pertama yang aku ceritakan adalah tentang Risa, seorang wanita yang memberiku sedikit kebahagiaan. Tok..tok..tok… terdengar suara di belakang pintu “Fahmi buruan makan, udah ditunggu tuh sama ayah”. “iya dek, nanti aja, kalian makan saja dulu, aku belum lapar.” “ya sudah” kakakku beranjak pergi menjahui kamarku.
“Aduh Fahmi kenapa channel kamu gonta ganti terus” . “habisnya nggak ada yang bagus kak”. Kakak ku langsung merebut remote yang aku pegang. “sini biar kakak ja yang milih channelnya”. Tak berapa lama kemudian ayah mendekat. Beliau duduk disebelahku membawa sebatang rokok dan korek. Aku mulai resah dan ku beranikan diri menegur ayah “Ayah, apa sih enaknya rokok? Kok Ayah suka sekali merokok? Padahal kan itu nggak bagus buat kesehatan Yah”.  Ayah mulai menghisap rokoknya. “karena rokok ini bisa menenangkan, udahlah kamu nggak usah kawatir seperti itu, buktinya sampai sekarang Ayah nggak papa kan???” aku hanya diam dan kunikmati rasa sesak didadaku yang mulai kurasa sejak menghirup asap rokok ayah. Aku merasa sudah tidak tahan menahan rasa sakit ini, dan segera pergi meninggalkan ayah tanpa sepatah kata pun. Aku tak ingin Ayah mengetahui rasa sakit yang kurasa. Ku kunci pintu kamarku. Dan aku mulai merintih karena sakit yang kurasa sungguh menyiksaku.
Keesokan harinya aku keluar rumah dan pergi jalan-jalan. Menikmati kesejukan udara di pagi hari. Setelah ku rasa cukup aku segera pulang. Karena aku harus kuliah. Sesampainya di kampus aku duduk di taman kampus dan memasang headset di telingaku. Ku dengarkan musik yang mengalun indah sambil membaca buku. “Assalamu’alaikum kak Fahmi” kulihat Risa sudah berada di depanku yang menyapaku dengan manja  “wa’alaikum salam Ris.”  Ku lanjutkan membaca buku. “oh ya kak, Risa duluan ya, ada kelas soalnya. Nanti kalau kakak ada waktu, hunbungi aku ya kak, aku mau ngajak kakak makan siang bareng”. Ku acungkan jempolku yang berarti ku mengiyakan ajakannya.
“huh akhirnya kelar juga” ku segera mencari handphoneku dan segera menghubungi Risa. Dan tak lama kemudian kami bertemu di kantin kampus. Aku mulai bercanda tawa dengannya, ku nikmati saat-saat indah bersamanya. “oh ya kak, gemana kakak udah cerita ke buku diary kan??? “ tanyanya sambil menikmati makanan yang dia pesan  “iya Ris, udah kok”. “oke pinter kakakku ini.” Senyumannya sungguh membuatku merasakan kedamaian.
Kunikmati indahnya sore ini dengan secangkir teh hangat, duduk di halaman depan rumah, kuhirup udara segar disekelilingku. Ku lantunkan lagu-lagu cinta dengan gitar kesayanganku. Cukup lama aku menikmatinya. Hingga Ayah datang menemaniku. Duduk di sampingku. Dan lagi-lagi ayah merokok. Saat aya menghembuskan asap rokok dari mulutnya, dan saat kuhirup asap rokok itu. Perlahan-lahan asap rokok itu merasuk ke dalam tubuhku, rasa sesak mulai menyerangku. Dan rasa sakit itu mampu menyekat tenggorokanku, hingga aku sulit untuk bernafas. Ayah masih tidak sadar dengan rasa sakit yang kurasakan. “Ayah, kok rokok ayah nggak habis-habis sih?”. “memangnya kenapa nak, merokok itu enak lho. Kamu mau coba?” ayah memberikan rokok yang dia hisap kepadaku. Aku menyingkirkan tangan ayah “nggak ah yah, kan rokok itu dapat menyebabkan penyakit”. “Penyakit apa sih nak, ayah sampai sekarang masih baik-baik saja kan”. “iya, mungkin sekarang ayah masih baik-baik saja. Tapi perlahan-lahan rokok itu akan menggerogoti kesehatan ayah”. “sudahlah nak, kamu itu nggak tau apa-apa. Rokok ini tuh member ketenangan buat ayah. Diasaat ayah sedang stress, hanya rokok ini yang bisa mengobati”. “tapi itu kan hanya sesaat ayah, apa ayah nggak memikirkan akibatnya nanti?”. “sudah sudah, emang nggak ada habisnya kalau berdebat denganmu Fahmi”. Ayah beranjak pergi meninggalkanku dengan kesal. Aku hanya mampu menghembuskan nafasku yang berat ini. “ayah-ayah, apa ayah tak mengerti kalau merokok itu tidak hanya mengganggu kesehatan si perokok, tapi juga orang yang ada disekitarnya ayah. Termasuk aku yang sakit-sakitan ini ayah.” Aku hanya mampu menyimpan kata-kata itu dalam hatiku. Karena ku tak ingin ayah tau penyakitku.
Dengan gontai aku melangkah menuju kamarku. Langsung ku rebahkan tubuhku di tempat tidur saat sampai ke tempat tidur. Rasa sesak yang kurasakan tak hanya mengganggu pernafasanku, tapi membuat seluruh tubuhku terasa sakit. Kunikmati rasa sakit ini sendiri. Diruangan yang gelap tanpa cahaya dan tanpa suara. Dan aku teringat dengan sesosok wanita yang sangat aku sayangi. Aku kenang masa-masa indah saat bersamanya. Aku rindu akan kasih sayangnya. “bunda, aku kangen banget sama bunda. Rasanya aku ingin sekali bertemu dengan bunda. Bunda, Fahmi sudah lelah dan nggak tahan dengan semua ini bunda. Rasa sakit yang perlahan lahan akan membunuhku. Bunda, aku tak lagi bisa merasakan kebahagiaan bun, bahkan aku harus menjadi dua kepribadian yang berbeda, agar aku bisa membahagiakan orang yang kusayangi. Bunda, maafkan Fahmi ya bun, karena Fahmi belum bisa membahagiakan bunda. Maafkan Fahmi bunda. Fahmi rindu bunda. Sangat-sangat rindu”.  Kata-kata itu terucap dengan lirih, karena mungkin rasa sakit yang kurasa membuatku tak mampu berkata-kata dengan baik. Hingga akhirnya ku rasakan sakit yang sungguh tak bisa kutahan. Ku hembuskan nafas-nafasku dengan penuh perjuangan. Hingga akhirnya aku tak sadarkan diri.
Ku buka mataku, ku tak bisa melihat apa-apa karena diruangan ini sungguh gelap. Apa mungkin ini sudah malam? Ku cari Hpku. Dan saat ku nyalakan Hp, terlihat jam 18.00. Aku kaget dan berfikir “apa tadi aku pingsan? Tapi tak apalah lagian nggak ada yang tau juga kan.” Segera aku bergegas ke kamar mandi. Untuk berwudhu dan melaksanakan sholat magrib.
“ya Allah, kuatkanlah hamba dalam menghadapi semua ini. Ya Allah berikanlah kesehatan untuk orang-orang yang aku sayangi, berikanlah mereka kebahagiaan. Ya Allah jagalah dan tempatkanlah bunda disimu, di tempat yang terbaik. Aku menyayanginya Ya Allah. Aku ingin segera bertemu dengannya. Tapi aku tahu, bahwa Engkau akan memberikan yang terbaik untuk hambamu. Aku hanya bisa menikmati sisa-sisa hidupku. Maka berikanlah hamba kesabaran dan kekuatan. Amin”. Ku teteskan air mataku disela do’aku.
Sesak yang kurasa
Saat asap putih menyebar dalam dada
Mencoba bertahan dalam sadar jiwa
Namun racun telah menyebar dalam pembuluh darah

Sakit perih terasa di dalam dada
Terasa nyeri dalam sekujur nyawa yang terasa
Tak mampu menahan asap putih yang menyakitkan kepala
Namun ku hanya mampu terdiam dalam saraf yang mulai melumpuhkan

Ayahku Perlahan Membunuhku ~Part 3

“Fahmi Fahmi. Jam segini kamu baru bangun ya?”. “hehehe iya kak, tadi aku ketiduran”. Dalam batinku berkata “kakak nggak tau sih apa yang aku alami, dan aku tak ingin kakak tau”. Kakak mengambilkan makanan untukku. “ya sudah, nih buruan dihabisin makanannya”. “iya kak makasih. Oh ya kak, ayah kemana? Kok nggak ikut makan bareng?”. “biasalah dek, dia lagi merokok tuh didepan rumah. Kakak sampai capek nasehatin ayah dek. Ya udahlah biarin aja dek” ucapnya kesal.
“Assalamu’alaikum” suara seorang wanita yang ku kenal. “em sepertinya itu temanku kak, biar aku saja yang membukakan pintu.” Aku segera menuju ke ruang tamu dan membukakan pintu “wa’alaikumsalam Risa. lho kok kamu ada disini Ris?”. “iya kak, aku memang sengaja kesini. Aku kangen sama kakak. Hehehe”.  “Dasar pipi tembem” dia segera memegang pipinya, karena dia takut ku menyubitnya. “idih ngapain kamu pegangin tuh pipi? Takut aku cubit ya? Hahaha. Buruan masuk”. “iya. Makasih.” Setelah dia duduk ku buka pembicaraan “aku buatin minum dulu ya Ris”. “em nggak usah kak, nggak usah repot-repot”. “nggak repot kok Ris. Tunggu bentar ya?”
“nih minumannya, buruan gih diminum”. “ok. Makasih kakak”. Dia langsung menghabiskan minuman yang kuberikan. “ya elah Ris. Kamu haus banget ya. Sekali teguk habis tuh minuman”. “hehehe iya kak, maksih ya kak. Seger banget lho es teh manis buatan kakak.” kita saling menatap kemudian tertawa bersama. “Fahmi, siapa nih? Pacar kamu?” tiba-tiba ayah datang dari belakangku. “bukan ayah. Dia sahabatku. Namanya Risa.”  “hallo om” Risa mengulurkan tangannya kemudian mencium tangan ayah. “nama saya Risa. saya temen kuliahnya kak Fahmi”. “Risa. nama yang cantik, secantik orangnya”. “ah om bisa aja. Ayo om silahkan duduk, ngobrol bareng sama kita”. Ayah pun duduk. Dan lagi-lagi dia membawa rokok kesayangannya. Kuhembuskan nafas panjang. Risa memandangku, seolah mengerti apa yang akan terjadi padaku nanti. Risa menghentikan ayah, sebelum menyalakan rokoknya. “maaf om, merokok itu nggak baik buat kesehatan lho om. Nggak Cuma buat perokoknya aja om, tapi juga untuk orang disekitarnya. Termasuk…..” aku segera menggengam tangan Risa, ku tatap matanya dalam-dalam dan ku menggelangkan kepalaku. Dan dia pun mengerti apa maksudku “termasuk apa Ris?” Tanya ayah menyadarkan kita berdua. Segera ku lepas genggaman tanganku. “termasuk saya om, saya nggak suka asap rokok om”. Ayah tidak jadi menyalakan rokoknya “oh. Jadi kamu nggak suka?. Ya sudah kalo gitu biar om yang pergi dari sini”.
Aku coba menahan ayah “tunggu yah, nggak papa kok ayah merokok disini. Iya kan Ris”. Akhirnya Risa pun mengangguk. Dan Ayah kembali duduk bersama kami. Dia nyalakan pematik api dan dia bakar ujung batang rokok yang siap ayah hisap. Ku lihat wajah Risa, dia tampak cemas. Dan aku menggenggam tangannya lagi. Dan berbisik padanya “nggak papa kok Ris tenang aja”. Dia menghelakkan nafas panjang. Perlahan namun pasti. Asap rokok ayah mulai masuk ke tubuhku. Rasanya aku mulai susah untuk bernafas. Tak lama kemudian kurasakan pening dikepalaku. Hingga akhirnya kurasakan sakit diseluruh tubuhku. Risa yang menyadari keadaanku langsung menggenggam erat tanganku. Seolah dia ikut merasakan apa yang aku rasa. Suasana menjadi hening dan kami semakin erat berpegangan tangan. “maaf om, boleh nggak aku ajak kak Fahmi jalan?”. Ayah menatap wajah Risa kemudian berkata “silahkan nak. Tapi pulangnya jangan malam-malam ya”. “iya om. Klo gitu kita pamit. Permisi om”. Pamit Risa. Dia memegang lenganku kemudian langsung menarikku keluar, pergi menjauh dari ayah. “Ris, ngapain kamu pegang lenganku seerat ini?”. Dia hanya diam dan melanjutkan perjalanan kita. Mungkin karena dia takut kalau aku kan terjatuh karena tak kuat menahan sakit. “ayo kak, kita duduk di bawah pohon ini aja ya. Disini sejuk dan udaranya baik untuk kakak”.
Setelah ku merasa lebih baik ku bertanya pada Risa “Ris kenapa kamu tadi mengajakku keluar rumah? Apa karena kamu nggak tega lihat aku? Trus kenapa tadi memegang lenganku seperti itu?” bertubi-tubi ku bertanya padanya. Dan dia hanya menjawab “iya”. “iya apa?” tanyaku penasaran. Dia menatap ku dan berkata “iya aku nggak tega lihat kakak, aku takut kakak kenapa-kenapa dan aku tak ingin kakak jatuh dan semakin sakit”.  “ hahaha, nggak perlu segituya juga kali Ris”. Jawabku singkat. “segitunya gimana kakak, kakak tuh dah terlihat pucat tadi, dan mungkin kakak juga sudah sulit untuk bernafas. Gemana nggak khawatir coba?” balasnya dengan emosi “kak, kakak tau kan. Asap rokok itu nggak baik buat kakak. Kalau begini trus keaadaannya. Bisa-biwq ayah kakak membunuh kakak secara perlahan” air matanya mengalir begitu deras. Dan aku hentikan semua kata-katanya dengan meletakkan telunjuk jariku ke bibirnya. “pssttt. Udah-udah nggak usah diterusin.” Ku betulkan posisi dudukku dan kulanjutkan kata-kataku “lagean. Tanpa bantuan ayah ku pun. Aku juga akan mati kok karena penyakitku ini”. “udah ya kak udah. Aku nggak mau denger kata-kata itu lage. Aku nggak suka” emosinya sudah tak terbendung lagi. Dia berdiri dan ingin melangkah pergi meninggalkanku tapi setelah langkah pertamanya di menengok kebelakang dan metapku. Dan akhirnya dia mengurungkan niatnya dan kembali lagi duduk disampingku “kenapa nggak jadi pergi? Nggak tega ninggalin aku?” dia hanya mengangguk dan bersandar dipundakku “aku tak ingin kakak pergi. Jangan tinggalin aku kak”.


Ayahku Perlahan Membunuhku ~Ending

Hari ini kami sekeluarga berencana untuk pergi kemping. Aku merasa sedikit bahagia, Karena sejak bunda pergi, kita tak pernah melakukan hal ini. Tak lupa aku mengajak Risa untuk ikut bersama kami. Dan keluargaku pun senang dengan kehadirannya. Karena Risa adalah seorang gadis yang ceria menyenangkan dan lucu. Setiap kali aku memperhatikan gerak geriknya. Rasanya aku ingin sekali tersenyum.
Dalam perjalanan pulang tiba-tiba suasana menjadi panas saat ayah mulai menghisap rokoknya. “ayah. Bisa nggak sih nggak merokok. Udaranya jadi tercemar nih yah” Omel kakak dengan nada emosi. Namun ayah tetap cuek dan menikmati rokoknya. Kita hanya mampu diam dan menggelengkan kepala. Dan kadang-kadang batuk-batuk karena asap rokok ayah. Penyakitku kambuh lagi. “kak, kakak nggak papa. Wajah kakak pucet banget”. “nggak papa kok Ris.” Nafasku mulai tersendat-sendat. Tubuhku mulai melemah. Tapi aku tetap menyembunyikan rasa sakitku ini. “yakin kakak nggak papa?” Sari menyandarkan kepalaku kebahunya dan berbisik padaku “yang sabar ya kak, kakak pasti kuat”. Penglihatanku semakin kabur dan aku semakin sulit bernafas. Masih ku dengar teriakan panik Risa “kak….kak… berhenti kak…” “ada apa Risa” Tanya kakak panik “tolong berhentiin mobilnya”. “iya tapi kenapa?”. “buruan berhenti kakak. Berhenti!!!” teriak Risa yang mengagetkan semua orang yang ada di mobil. Ku tak dapat lagi mendengar suara mereka. Bahkan aku tak tahu apa yang terjadi lagi.
Kurang lebih selama satu minggu aku berada dirumah sakit. Kata Risa sudah 4 hari aku tak sadarkan diri. Ya sudahlah yang lalu biarkan berlalu. Dan ini adalah puisi terakhirku yang akan aku tulis di buku diary Risa. Dan puisi inilah yang akan menjadi cerita akhirku di buku diary ini.
Aku mencintai keluargaku
Tak akan aku berkata jika akan membuat mereka bersedih
Biar kunikmati segala rasa sakit yang menyesakkan dadaku
Dan terkadang mencekik kerongkonganku
Agar mereka bahagia tanpa harus melihat kepedihan rasa sakit yang menghantam hidupku

Aku takkan mengatakan bahwa “Ayah perlahan membunuhku”
Karena ini semua sudah menjadi takdirku
Catatan hidup dan matiku sudah terukir indah di Lauh Mahfud

The end

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

SSBS (Sesempurna Bunga Sakura)

Sore senja di pelupuk mata
Betapa hati telah menahan sebuah rasa
Yang tak akan pernah engkau mengerti dia berada
Namun cinta akan selalu bersemayam didalam dada

Dalam terjal telah kita lewati bersama

Disaat rasa cinta tlah diambang resah
Ku berdiri tanpa mengenal lelah
Namun engkau seolah menyerah ditengah pasrah

Disaat semua rasa telah sirna

Hujan membasahi seolah memadam rasa
Betapa hati tlah letih 
Disaat cinta menjadi bara api

Kau seolah pergi menjauhi hati

Tanpa engkau mengerti bahwa ku tlah tersakiti
Namun hatiku akan tetap menanti
Hingga tiba saat engkau kembali

Didalam cinta ku bersemayam

Dalam tiap sujud aku berdo'a
Kan kulantunkan sair-sair nada cinta
Yang ku harap sesempurna bunga sakura

Didalam setiap hembusan nafas ini

Kan kulantunkan namamu dalam cinta yang abadi
Hingga mengalir bersama darah yang menghidupkan tubuh ini
Hingga ku yakini cinta ini kan ku bawa mati


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bisik Bulan Purnama

Dinginnya malam seolah mengerti
Bahwa hatiku tlah tersakiti
Bulan mulai meredup
Awanpun menghitam
Betapa hati yang tak tahan karena terhantam

Cintaku padamu setulus Adam
Namun ku terjebak karena Hawa
Mencoba bertahan meski dada terhantam
Karena ku tak mampu untuk melawan

Tuhan aku terjebak dalam cinta
Yang selalu aku puja di setiap asa
Tuhan aku terjebak dalam cinta
Yang slalu kuharap ada bahagia

Ku sendiri dalam pilu
Disaat hatiku mulai merapuh
Ku coba bertahan dalam angan tentangmu
Namun dirimu terlalu jauh dari anganku

Dalam gelap malam seolah aku terbayang
Bisik indah sang purnama malam
Mencoba melupakan luka yang menyiksa
Namu ku tak mampu melihatmu bersamanya

Mungkin hatiku kini telah terluka
Karna harus ku bersembunyi dari nyata
Entah sampai kapan ku harus bertahandalam duka
Yang ku harap kau kan akhiri semuanya

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Menanti Datangnya Hari Indah

Kehidupan seakan menyesakkan.
Saat ku tau dia telah berdua.
Usahaku terasa hanya sia.
Karna cinta telah di ambil orang.

Terlambat semua terlambat.
Saat ku rasa ada cinta dalam dada.
Namun ku coba untuk merangkai arti cinta.
Dan sekarang langkahku telah di ambil orang.

Ku coba bersabar meski hati terluka.
Ku tahu ini semua karna salah.
Tak kan pernah ku ulang salah itu.
Agar kutak menyesal di hari esok.

Kini kan ku nanti hari esok.
Berharap ku tak salah jalan.
Agar kan ku temukan bahagia.
Ku nanti hari esok nan indah.

Semoga tak da kata menyesal.
Agar ku dapat merangkai Kisah kata.
Kisah kata tanpa gunda yang membara.
Yang ada hanya senyuman bahagia.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bayangan yang Terlupakan

Di tengah dingin malam yang menemani.
Kau terdiam terpaku bulan malam hari.
Terdiam dan tetap terdiam dalam hati.
Meski sekali angin malam menyiksa tubuh ini.

Bulan purnama indah penenang jiwa.
Di saat hatimu mulai kelam karna cinta.
Namun purnama  menyapamu di tiap gunda.
Seolah mengerti bahwa hatimu di rundung gelisa.

Kini kau pergi tanpa seucap kata.
Namun purnama selalu untuk menantimu.
Purnama mengerti hati telah berpaling.
Namun tak pernah sedetik dia kan mengeluh.

Bayangan yang terlupakan.
Bayang yang tak pernah di anggap.
Meski dia telah berkorban menemanimu.
Namun tak pernah sekali kamu menghargainya.

Dan biarkan bayangan itu pergi karna sikapmu.
Sikapmu yang tak menghargainya.
Dan sikapmu yang membiarkannya terluka.
Dan biarlah bayangan itu kan menjadi terlupa.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Rumah Gelap Di Ujung Hati

Di ujung jalan hidup yang ku tempuh.
Kutemukan harapan akan asaku.
Ku berlari tanpa kenal henti.
Berharap tuhan kan menuntun mata hati.

Langkah kaki ini mulai letih melangkah.
Merasakan beban berat yang tak henti di rasa.
Hingga di ujung gelapnya jalan.
Ku temukan puing rumah tak berpenghuni.

Hanya butiran debu yang tampak menebal.
Mencoba menyisir tiap kenangan puing rumah.
Namun gelap membutakan mataku.
Di saat terbayang indah kenangan masa lalu.

Rumah gelap di ujung hati.
Menceritakan beratnya kisah hidupku.
Kisah yang mungkin tak berujung.
Karna dinding rumah yang telah basah darah.

Rumah gelap di ujung hati.
Seolah menjadi saksi bisu kisah hidup.
Kisah yang tak mungkin terulang lagi.

Karna kisah telah usang karna waktu.

Tak mungkin tuk di sesali.
Tak mungkin lagi untuk di jalani.
Hanya mampu mengenang sedikit bahagia.
Bahagia yang tak mungkin terulang lagi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bisikkan Cinta Yang Menyesakkan

Saat terdiam dalam sendiri.
Menanti sesuatu yang tak ku sadari.

Namun ku seolah tak mengerti.
Bahwa yang ku nanti hanya sakit hati.

Angin pagi menyapa tubuh ini.
Menggoyangkan tiap dedaunan di bumi.
Para burung berkicau merdu sekali.
Hanya pagi yang ku rasa telah menghianati.

Keindahan dan kesejukan pagi.
Telah menjadi saksi akan sakit hati.
Ketika kelembutan angin membawa berita hati.
Bisikan cinta yang menyesakkan di hati.

Namun seolah cinta telah membutakan mata.
Tak terlihat, tak berwujut namun terasa.
Mungkin cinta memang tak punya mata.
Karna cinta tanpa sadar membawa duka bahagia.

Cinta satu kata yang indah.
Namun terkadang bisikan cinta membawa siksa.
Burungpun mengerti bahwa hati kadang terluka.
Namun keindahan pagi menjadi penipu kelembutan cinta.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kecewa Bercinta

Suatu kejadian yang tak pernah saya harapkan dan saya fikirkan akan menimpa pada diri saya. aku hanya manusia biasa yang mungkin penuh dengan banyak kekurangan, namun saya  berharap kekurangan itu akan tetap menjadi motivasi untuk ku tetap hidup. 

Jalan hidup yang saya alami mungkin tak semudah yang di rasakan orang lain, penuh dengan hal yang semakin menyiksa dan menambah derita dalam hidup dan batin saya. jika harus ku kenang, semua rasa cinta itu tak pernah dengan tulus saya dapatkan dari orang yang saya cintai. begitu banyak hal yang membuat hati ini makin kecewa.

Saat harus teringat kisah pahit tentang perjalanan hidup dan kisah cinta ini, terkadang membuat saya merasa lelah untuk terus berusaha merasakan bahagia. bahkan, terkadang saya fikir bahagia tercipta bukan untuk saya rasakan. tapi, bahagia ada untuk membuat saya merasakan sakit yang semakin dalam. di saat saya mereka tertawa dengan apa yang mereka rasakan, seolah mereka tengah merasakan surga, namun saya hanya mampu tersenyum pahit karna tak mengerti arti bahagia.

Saya hanya manusia biasa yang sama seperti yang lainnya. saya pun juga ingin merasakan bahagianya di sayangi dan di cintai oleh orang lain. tapi entah tak pernah sekali saya merasakan itu, karna mereka yang saya harapkan mencintai dan menyayangi saya terkadang memberikan tindakan yang tanpa sadar mereka  telah membuat saya sakit. namun saya hanya mampu diam. saya diam bukan karna saya takut, saya diam karna saya ingin mereka berfikir. tapi apa yang saya fikir terkadang harus di bayar dengan rasa sakit.

Jujur saya sudah bosan dengan semua pujian, dan jujur saya sudah bosan dengan semua bahasa gombalan. karna kata-kata itu keluar tak pernah tulus dari hati mereka. "Kamu itu gak lebih dari sampah." salah satu kata paling inda yang pernah saya dapatkan dari sebuah rasa "CINTA", sebuah rasa yang sejak dulu saya harap bisa menghapus kesedihan dalam hidup saya. terkadang saya berfikir, seburuk itukah hidup saya hingga saya tak pernah rasakan bahagia, dan saya tak pernah dapatkan arti rasa yang saya dambakan. Seperti "SAMPAH" yang tak pernah mendapatkan perlakuan baik dan selalu di anggap sebelah mata??.

Sebuah rasa kecewa yang tak mungkin bisa saya hilangkan meski saya berusaha untuk memendam. hati ini terkadang merasakan sebuah kekecewaan dimana sebuah rasa cinta tak pernah mendapatkan sebuah penghargaan yang setimpal. 
"Aku tak ingin kamu tau bagaimana keadaanku, dan dimana keberadaanku. karna itu gak akan pernah ada artinya jika kamu tak pernah menganggap aku ada".
saya tidak pernah berharap anda hargai keberadaan saya dengan emas atau berlian, hanya ucapan terimakasih itu sudah cukup untuk saya. "Just Say Thanks."

Semua waktu yang saya korbankan dan saya berikan tak pernah berarti di mata anda, saya dudah berusaha memberikan semua yang saya punya. Hati saya, Harta saya, Kepercayaan saya, dan hidup saya. tapi apa yang anda katakan terhadap saya???
"Aku tidak pernah mencintai kamu, Hubungan ini aku jalani karna kamu mirip dengan mantan aku." sebuah kata yang tak pernah saya bayangkan sebelumnya. ternyata semua pengorbanan saya, hanya dapatkan kekecewaan yang amat sangat menyakitkan. lalu apa artinya hubungan yang sudah saya jalani bersamanya selama hampir 3Thn???

"Dari awal aku tak pernah mencintaimu, aku mencintaimu hanya karna ada sosok dirinya di hatiku."
"Lalu apa arti hubungan kita selama ini."
"Sama sekali tidak ada artinya, karna aku hanya menjadikan sosok dia yang ku cinta di dalam ragamu yang hidup."
Perdebatan itu benar-benar membuat saya hancur dan tak ada rasa cinta yang saya rasakan lagi, yang ada hanya rasa benci. 

Hati ini seolah di permainkan, hingga perih yang sanya rasakan, Namun saya tetap berusaha terdiam. dan berfikir bahwa tak ada yang terjadi, hingga dada ini semakin tak tahan lagi menahan sakit olehnya.
"Aku mencintaimu, aku tak bisa hidup tanpa kamu, aku sayang kamu. aku sadar selama ini aku telah egois, aku telah munafik. aku bilang mampu hidup tanpa kamu, tapi ternyata aku tak mampu, aku fikir aku bisa lupakan kamu tapi aku tak mampu, maafin aku."
Hal yang membuat saya sangat heran dan hancur. setelah apa yang  telah dia perbuat terhadap saya, saya tidak menyangka dia masih bisa bicaran seperti itu. hati ini rasanya seperti di tusuk besi timah yang sangat panas. hingga saya tak mampu tuk menopang rasa ini yang mulai roboh dan tak terselamatkan.

Hingga suatu ketika dia menyampaikan keinginannya untuk menjadi adik angkat saya, dan saya menyambutnya dengan tangan terbuka. namun saya tak mengerti maksud dia melakukan hal itu untuk apa?, namun yang saya rasa makin hari hati ini makin tersakiti, bukan karna saya masih cinta dengan dia. tapi karna kata-kata dia yang selalu membuat saya di merasakan sakit hati ."Mungkin saya memang salah, saya minta maaf, tapi ingat saya paling anti untuk di sindir-sindir."

Jika memang anda tidak pernah merasakan cinta dengan pasangan anda, jangan pernah sekali-kali anda bermain rasa dengannya, maka yang terjadi adalah kesalahan besar dalam cinta. saya tidak pernah menyangka, jika semua ini akan terjadi. ini hanya sedikit bagian tentang sebuah rasa kecewa yang saya alami.  ada hal yang jauh lebih menyakitkan dari pada ini. "Bagaimana jika dalam hubungan kalian hanya menjadi pihak yang di manfaatkan dan di rugikan." itu yang sebenarnya saya rasakan.

"Anda boleh matre, tapi ada batasnya."
"Anda boleh egois, tapi positiflah."

"Bermainlah Cinta dengan sewajarnya, Karna manusia punya hati bukan untuk di sakiti."

Dan ini kisah pertama cerita cinta saya, begitu banyak hal yang saya alami yang mungkin sampai saat ini hanya menimbulkan rasa sakit, dan menyisahkan rasa kebencian terhadap cinta. cinta yang terkadang mengecewakan. dan ini adalah awal pertama saya bertemu dengan wanita-wanita yang tak punya perasaan, mereka hanya menjadikan ke-luguan palsu yang menyakitkan. cukup sekali saya rasakan hal paling buruk dalam hidup saya, di mana saya merasakan hubungan cinta dari arwah jasad yang telah mati.

Tak mau lagi saya berhubungan dengan rasa cinta. jika ternyata cinta hanya membuat saya terluka, saya hidup bukan untuk menjadi tempat pelampiasan, saya hidup hanya karena saya ingin di hargai seperti manusia bukan "SAMPAH".



NB >> Hijau  : perkataan yang saya ucapkan
           Biru   : pertakataan devil love ucapkan

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pertempuan Hati

Di saat ku terbang indah ke awan.
Ada mata indah yang menatapku.
Di saat mata itu seoalah mengagumiku.
Namun tak sejenak ku percaya dengan diriku.

Ada hal lain yang terlintas di anganku.
Seolah menggangguku dalam tiap nafasku.
Rasa yang seolah menyesakkan dadaku.
Namun tak pernah sejenak ku bergeming.

Dalam hati terukir indah rasa cinta.
Terurai dalam kelembutan syair nada.
Dalam tiap hembusan cinta terbesit kagum.
Namun tersimpan rapi di dalam hati nan suci.

Meski di hati kadang meragu.
Akan keindahan cinta yang tak mungkin.
Tak kan pernah mungkin jadi milikku.
Namun hati seolah menydarkan dari mimpi.

Ku tak pantas untuk di cintai.
Hati yang suci yang ku kagumi.
Mencoba untuk menghindari.
Namun hatimu telah ku yakini.

Dalam tiap langkah kaki ini.
Anganku selalu terpusat pada hati.
Hatiku yang tak pernah tuk sejenak berhenti.
Memikirkan sosok kecil sang pujaan hati.

Mungkin otak ini terus memikirkanmu.
Namun terkadang rasa hati menyiksaku.
Rasa tak pantas menghancurkan hatiku.
Namun hidupku indah karna cintamu.

Terkadang batin tersiksa karna hati.
Perdebatan yang tak pernah bisa di hindari.
Namun semakin ku coba bertahan.
Semakin hidup ini hancur dan berantakkan.

Mencoba untuk melepaskanmu.
Namun ku tau hati ini tak kan sanggup.
Meski ku coba bertahan.
Namun hati ini terasa tak sanggup.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS