Hati yang menanti

di saat air mata tak lagi bisa menghapus lukamu,
masih kah kau berniat untuk menangis basahi pipimu,
di saat lukamu telah membuatmu hancur dan terpuruk,
masihkah ada secerca harapan di hatimu untuk tersenyum,

sanggup kah kau bertahan meski darah telah membasahi luka,
di saat air matamu tak lagi bisa menghapus duka dihatimu,
dan tak lagi kau temukan seseorang di sampingmu,
kini pernahkah sejenak kau berfikir betapa hati mencintaimu,

namun semua hanya tinggal lah asa,
tak pernah kau sadar hingga semua telah tiada,
tak pernah sejenak kau renungkan adanya,
adanya hati yang setia menantikan luka,

namun seolah kau tak pernah peduli,
hingga setiamu telah beranjak pergi,
tak pernah sejenak kau meratapi,
betapa sakit hati yang kau lukai,

dan kini biarkan duka mengganti senyummu,
menggantikan semua lara di atas senyuman yang menantimu,
dan kini biarkan pergi jiwa suci yang menyayangimu,
namun tak akan pernah terulang untukmu jua.